Ujian nasional sudah berlalu beberapa saat yang lalu. Namun di
hati ini meninggalkan bekas yang tidak terlupakan. Bagaimana tidak, secara
kebetulan ketika saya melihat kearah lantai bagian depan didekat tumpukan tas
siswa yang berjejer di bagian depan ruang ujian pada hari ke dua pelaksanaan UN di
sekolah yang tempat saya mengawas, saya mendapatkan secarik kertas fotokopian kecil
kira kira 5 cm X 10 cm yang berisikan tulisan dikedua sisinya. Tulisan tersebut
hasil ketikan komputer dan bisa dibaca dengan jelas walaupun ada bagian sisi
kanan hasil copiannya yang hilang. Yang mengejutkan saya adalah disalah satu
sisinya terdapat kunci jawaban sebanyak 20 paket atau 21 paket. Setiap paket
digunakan kode angka A, B, C dan seterusnya. Disisi lainnya ada clue soal untuk no 1 ,16 dan 34 untuk
semua paket. Clue yang saya maksud adalah
potongan soal yang akan digunakan siswa untuk mencocokkan dengan lembar soal
yang sedang diujikan. Jika naskah soal no 1, 16 dan 34 yang ada dihadapan siswa
cocok dengan potongan soal atau clue soal
untuk no 1, 16 dan 34 dari salah satu paket, misalnya paket A, maka tinggal
melihat kunci jawaban untuk paket A dihalaman sebelahnya.
Yang saya khawatirkan adalah jika kunci jawaban itu palsu
lalu ditelan bulat-bulat oleh siswa maka kita bisa bayangkan apa yang terjadi. Sudah
mencontek tidak lulus lagi. Malang di atas malang tentunya.
Selanjutnya saya berfikir sangat mahal sebuah kata “kejujuran”
memang sulit untuk melakukan sebuah kejujuran. Sudah dibuat aturan yang ketat sedemikian
rupa agar soal tidak bocor namun tetap saja ada sisi lemah yang sengaja di manfaatkan
oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk membocorkan soal dan kunci
jawaban. Banyak motif dan alasan yang
memantik terjadinya kecurangan ini. Ada yang karena ingin lulus dengan jalan
pintas, ada yang memang untuk merauf keuntungan uang yang menggiurkan, ada yang
bermaksud untuk menjaga prestise keluarga, sekolah, tepat dan daerah, Ada juga yang berbuat karena merasa tidak puas dan setuju UN dilaksanakan
serta masih banyak alasan laiinya.
Walapun demikian saya masih optimis bahwa saya masih
menyaksikan masih banyak siswa dan guru yang masih konsisten dalam menegakkan
kejujuran khususnya dalam melakukan kegiatan ujian nasional. Tentu orang-orang
seperti ini patut mendapatkan apresiasi yang tinggi dan orang-orang yang
berkarakter seperti inilah yang akan bisa mengubah Indonesia lebih baik. Semoga
mereka yang akan mengurus negara ini kedepan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar