Berikut ini
beberapa kiat mengurangi lupa dalam belajar, berdasarkan baca-baca literatur:
1. Overlearning
(belajar lebih)
Overlearning (belajar
lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas
materi pelajaran tertentu. Maksudnya adalah
mengkreasi dan mendisain suatu cara yang menyebabkan anak tanpa sengaja selalu dapat mengkases materi ajar secara berkesinambungan. Misalnya adalah dengan menempelkan materi pelajaran di tempat yang sering dilihat oleh anak, sehingga anak bisa setiap hari
melihatnya. Atau dengan cara memperdengarkan materi ajar tersebut seperti ketika
menghapal surat Al-fatihah, hampir dipastikan siswa menghapalnya sebelum dia mengetahu bacaannya, atau ketika
menghapal teks Pancasila.
2. Extra study time (tambahan waktu belajar)
Extra study time (tambahan
waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar yang tadinya
mungkin awalnya 1 kali seminggu menjadi 3 kali seminggu. Kiat ini dipandang
cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
3. Mnemonic device (muslihat memori)
Mnemonic device (muslihat
memori) yang sering juga hanya disebut mnemonic itu berarti
kiat khusus yang dijadikan "alat pengait" mental untuk memasukkan
item-item inforrnasi ke dalam sistem akal anak. Caranya adalah dengan
membuat singkatan untuk materi yang terdiri dari beberapa item. Contoh: jika
hendak mempermudah mengingat nama Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, dan Nabi
Musa, dapat menyingkatnya dengan ANIM. Bisa juga dengan membuat item-item
informasi dalam materi pelajaran menjadi syair sebuah lagu yang dapat dihapal
dan dinyanyikan siswa. Mnemonic
ini banyak ragamnya antara lain:
1.
Rima (Rhyme) saja yang dibuat sedemikian rupa yang isinya harus di hapal
oleh anak dengan cara didendangkan.
2.
Singkatan yaitu berupa huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat
oleh anak didik, seperti dalam menghapal huruf qolqola dalam pelajaran tajwid
yang terdiri dari huruf ط ق ج د ب disususn dengan bunyi “BAJUDITOKO” yang mewakili huruf BA (ب), JU(ج), DI (د), TO (ط), KO (ق)
3.
Sistem Kata Pasak (peg word system) adalah sejenis teknik yang
menggunakan komponen-kompenen yang sebelumnya sudah dikuasai dengan baik yang
diistilahkan “pasak” (paku) pengait materi baru. Kata komponen pasak ini
dibentuk berpasangan untuk memudahkan
mengingat istilah yang memiliki watak yang sama, seperti merah-saga adalah
untuk mengingat darah, Panas-api adalah untuk mengingat neraka dan lain
sebagainya.
4.
Sistem Kata Kunci adalah sistem yang direkaya saya secara khusus untuk
mempelajari kata dan istilah asing. Sistem ini berbentuk daftar kata yang
mengandung unsure-unsur sebagai berikut:
1.
kata-kata asing
2.
Kata kunci diambil dari kata-kata bahasa local, minimal suku pertamanya
memiliki bunyi/lafal yang mirif dengan kata yang dipelajari
3.
Arti kata asing yang akan dikuasai tersebut
Kata Bahasa Inggris
|
Kata Kunci
|
Arti
|
sock
|
sok
|
Kaus kaki
|
fussy
|
fauzi
|
cerewt
|
main
|
main
|
utama
|
eyesight
|
aisyah
|
penglihatan
|
4. Pengelompokan (clustering)
menata ulang setiap materi menjadi kelompok-kelompok kecil atau
daftar-daftar yang dianggap lebih tepat
dan logis dalam arti bahwa materi tersebut memiliki kemiripan satu sama lain. Misal
kelompokkan makanan, kelompok minuman, kelompok daerah se propinsi, atau Negara
serumpun dan lain sebagainya.
5. Latihan Terbagi ( distributed practice)
Dialakukan dengan
alokasi waktu yang pendek dan dipisah-pisahkan oleh waktu istirahat. Atau dicicil
secara berangsur-angsur dan tidak tergesa-gesa atau secara kredit. Hal ini
dimaksud agar materi yang banyak tidak dikebut dalam satu waktu saja. Hal ini
sejalan dengan hokum Jost yang mengatakan dan berasumsi bahwa belajar denagn
kiat 3 x 5 lebih baik dari pada 5 x 3, walaupun hasil perkalian kedua kiat
tersebut sama, yaitu 15. Dengan kata lain belajar 3 jam sehari selama 5hari
lebih baik dari pada belajar 5 jam sehari selama 3 hari.
Diambil dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar